Merokok diketahui menyebabkan sejumlah masalah kesehatan termasuk
masalah paru-paru, gangguan jantung, dan risiko terkena kanker.
Beta karoten yang merupakan prekursor vitamin A dan antioksidan kuat diketahui dapat membantu berbagai kondisi, termasuk kanker.
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada reaksi yang buruk antara nikotin dengan beta karoten dalam tubuh manusia.
Saat
dicerna, kedua zat tersebut berpotensi meningkatkan risiko
masalah-masalah kesehatan tertentu. Meskipun demikian, hasil penelitian
ini masih menjadi perdebatan.
ATCB Trial Study
Sebuah
studi tentang beta karoten dilakukan di Finlandia oleh U.S National
Cancer Institute (NCI). Tiga kelompok perokok laki-laki dewasa diberikan
beta karoten, vitamin E, dan plasebo secara terpisah.
Para
peneliti menemukan bahwa perokok yang mengambil suplemen beta karoten
memiliki peluang 18 persen lebih tinggi terkena kanker paru-paru dan
angka kematiannya rata-rata 8 persen lebih tinggi dari kelompok lainnya.
Hal ini menyimpulkan bahwa suplementasi beta karoten harus dihindari oleh perokok karena berpotensi merusak kesehatan mereka.
Penelitian
ini dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association
pada Juli 2003 dan dijadikan pedoman oleh banyak dokter saat membuat
rekomendasi untuk pasien perokok.
Tindak Lanjut Penelitian
Karena temuan ini,
peneliti jadi ingin tahu apakah makanan yang kaya beta karoten juga
harus dihindari oleh perokok yang ingin menurunkan risiko kanker
paru-paru.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cancer
Epidemiology Biomarkers Prevention tahun 2004, menguraikan hasil
tinjauan tujuh studi yang berbeda perihal kanker paru-paru, kebiasaan
merokok, dan asupan makanan spesifik.
Para peneliti menemukan bahwa tidak ada korelasi antara asupan beta karoten dengan insiden kanker paru-paru diantara perokok.
Peneliti
justru menemukan bahwa perokok yang mengonsumsi beta karoten bersama
antioksidan lain memiliki risiko yang lebih rendah terkena kanker
paru-paru.
Beta karoten sebagai antioksidan melindungi tubuh dengan berinteraksi dengan phytochemical dan antioksidan lain.
Dalam keadaan alami, seperti pada makanan, beta karoten umumnya ditemukan bersama senyawa phytochemical.
Beta Karoten dan Kanker
Sejak
tahun 1990-an banyak studi telah dilakukan mengenai efek beta karoten
dan beberapa diantaranya menemukan bahwa beta karoten mampu menurunkan
risiko kanker tertentu.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal
Breast Cancer Research and Treatment tahun 2010 menyimpulkan bahwa
suplementasi dengan beta karoten dapat menurunkan risiko terkena kanker
payudara pada wanita pasca menopause.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar