police

Jumat, 04 Januari 2013

cara budidaya jangkrik

Sebagai pakan utama dari burung ocehan, tentu ada kriteria, Jangkrik seperti apa yang layak jual atau dikonsumsi burung-burung tadi. Dalam masa panen 25-30 hari, adalah masa ideal buat Jangkrik dipanen. Dala masa ini, Jangkrik belum keluar bulunya. Dari penuturan Sohim, Jangkrik yang bagus, adalah Jangkrik yang belum keluar bulunya, serta jika dipegang, tidak akan keluar airnya. Katanya, hal ini bisa mempengaruhi Kualitas suara burung ocehan yang mengkonsumsinya.
Yang paling diperlukan adalah tong, istilah untuk tempat budidaya Jangkrik. Tong bisa dibuat dari triplek, yang dibuat kotak, dengan ukuran panjang 2,45 m, tinggi 60 cm, serta lebar 1,25 m. Selain itu, diatasnya juga dibuat penutup menggunakan kawat strimin.
Selain itu, dibutuhka juga egg tray, atau tempat telor dari kardus. Egg tray ini berfungsi untuk tempat atau berkembang biak Jangkrik tadi. Alternatif lain, bisa menggunakan daun-daun kering, seperti daun jati atau pisang. Dan pemberian pakan. Pakan bisa menggunakan sayuran, seperti sawi, daun pepaya, bonggol pepaya, serta pelet atau pur. Semua pakan tadi bisa mudah didapat.
Langkah pertama, adalah menebar telor. Caranya, tel
or ditaruh dalam kain, lalu ditutup menggunakan kain tersebut (dilipat) agar hangat. Biarkan selama 3 hari. Masa ini boleh dibilang masa penetasan. Lakukan di dalam tong.
Telor Jangkrik ini bisa dibeli, dengan harga per onsnya mencapai Rp 17.500,-. Dalam satu tong, bisa ditabur 3 ons telor Jangkrik, dimana jika panen nanti bisa menghasilkan minimal 25-30 kg Jangkrik. Dalam satu kilo Jangkrik, terdapat kurang lebih 1500 ekor Jangkrik.
Setelah masa penetasan, maka dalam tong harus dikasih pepaya matang. Fungsi pepaya matang ini, sebagai minuman bagi Jangkrik yang sudah menetas tadi. Jangan lupa, dalam usia 3-6 hari ini, selain diberi pepaya matang, juga diberi atau ditaburkan pelet, atau juga bisa menggunakan bekatul. Fungsinya sebagai makanan dari bayi-bayi Jangkrik ini.
“Setelah itu, antara usia 6-15 hari, menu tadi diganti dengan sayuran. Yang paling bagus sayur sawi. Dan yang tak boleh dilupakan, pemberian pelet atau bekatul tadi, jangan sampai ketinggalan. Jadi masih tetap diberi pelet atau bekatul yang disajikan dengan ditaburkan dalam wadah,” jelas laki-laki ramah ini pada Trans Agro.
Setelah itu, yakni dalam usia 15 hari sampai 20
hari, menu pelet tetap disajikan. Yang diganti adalah sayurannya. Daun sawi tadi bisa diganti dengan daun pepaya, pisang ataupun ketela. Barulah, dalam usia 20 hari sampai siap panen (25-33 hari), menu daun tadi bisa diganti dengan bonggol pepaya atau bonggol pisang.
Asal tahu saja, Jangkrik sangat menykuai tempat-tempat lembab. Nah, dalam nampan tadi, Jangkrik akan berkumpul. Disitulah, Jangkrik-Jangkrik tadi nantinya akan bertelor dalam waktu 2 minggu. Dalam 25 kg Jangkrik (dalam satu tong), jika bertelor bisa menghasilkan 10-12 kg telor siap tebar.
“Ini juga keuntungan tersendiri. Jika kita telaten, biarkan saja dalam satu tong itu hingga bertelor, lalu telornya nanti bisa kita tebar lagi untuk menghasilkan Jangkrik-Jangkrik siap jual. Nah, Jangkrik yang sudah bertelor, biasanya akan mati. Jika budidaya Jangkrik ini mudah dan menjanjikan, kenapa tidak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar